Archive for December 2012

Awal dan Akhir

No Comments »

AKHIR


The time will come...
If you let it be right...
If you let it be right...

Lirik beserta irama ini kembali berbaur dengan udara. Partikel-partikel berdegup membahana. Menyentak gendang telinga yang selalu siaga dengan bebunyian. Otakku lalu tersadar. Pusing. Irama ini tak diterima sempurna olehnya. Aku mengernyitkan dahi. Pusing. Ditambah juga kabur.

Lama kelamaan irama ini tak teracuhkan. Pertanyaan yang sama setiap kalinya. Dimana aku?

Beberapa menit, seakan otak mulai seirama. Badan ini terhentak kaget. Dimana dia? Diamana wanita tanggung yang sebelumnya ku dekap. Aku sendirian.

Sekelilingku masih saja kosong. 

....

TIDAK! Tidak kosng. Masih ada pak tua yang sebelumnya berada di gerbong ini bersamaku. Ternyata dia belum sampai pula di pemberhentiannya. Dia menatap diriku. Baru kusadari matanya tajam bak elang. Tapi tak begitu dengan tubuhnya. Masih saja berusaha menopang dengan tongkat kayu miliknya.

"Apa yang kau cari?" tanyanya.

"Dimana wanita tanggung yang tadi duduk di sebelahku? Apa kau melihatnya?" balasku bertanya.

Dia menggeleng. Diam. Lalu melirik ke arah player musik portable yang masih berdendang. Aku mengikuti pandangannya. Hah! Aku baru sadar kalau irama ini yang dari tadi berbunyi.

Bunyi. Titik yang membentuk gelombang-gelombang bergerak semakin jauh. Semakin tak terdengar. Terdiam. Kumatikan bunyinya, lalu membiarkan saja suara kereta ini yang meraja.

"Kemana kita pak tua?"

___________________________________________________________________________
Listen : Caught a Ghost - Time Go

Awal dan Akhir

No Comments »

.. DAN ..


Sesaat kupikir tidak terjadi apa-apa. Namun hentakan kereta dan bunyi-bunyinya yang bergesek kembali terdengar. Kereta sudah berjalan stabil. Dimana aku tadi? Sampai-sampai tak sempat bertemu dengan awal kereta melaju?

Tak sadar pula, wanita tanggung yang duduk di depanku memandangi dengan heran. Mulai sadar, Kupandangi pula dia.

“Kau baik-baik saja?” ucapnya.  Aku mengangguk, canggung.

Dia mulai melepas earphone, bangkit dari tempat duduknya. Lalau membetulkan jaketnya dan beralih duduk disampingku.  Aku membetulkan posisi.

Beberapa menit dia merogoh  tas kecil yang entah darimana datangnya. Dikeluarkannya sehelai tisu dari dalam, lalu mengusapkannya ke kening. Turun ke arah bibir dan dagu. Agaknya aku tidak begitu memperhatikan detilnya dari awal bertemu.  Namun sekarang aku berusaha untuk berkonsentrasi melihat dengan detil. Sampai ketitik terkecil darinya. Tubuhku semakin berkeringat. Ahh! usapan ini mengganggu. Lalu dia berhenti.

Ditatapnya mataku tajam.  Tajam.  Lama dan setelah itu ia seakan mengerti.

“Tak perlu cemas. Aku ada disini menemanimu.” ujarnya kepadaku. Didekatkannya tubunya,dan disandarkannya kepalanya di bahuku.

Beberapa saat, tak terdengar lagi bunyi kereta. Tak hirau berada dimana. Acuh dengan kerata apa. Diantaranya, pikiranku tertitip dalam lajunya kereta. Mulai pula kurangkul badannya yang kecil. Perlahan-lahan pandanganpun menutup. Tak peduli dengan setelah ini.

Lalu setelah itu?

______________________________________________________________________
Listen: Rihanna - Stay