Kabur


Dulu dirinya pernah tau. Pernah dengan sangat lantang menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang wanita muda berbando ungu. Jelas. Dia memandanginya, kabur. Gambar tua dibingkai kayu motif. Dirinya berusaha mendekat. Kaki-kaki keriput tak mau berkompromi. Memang tak mau berkompromi. Cemburu dengan keberadaan roda-roda besar yang diduduki tuannya. Namun tangan-tangan masih mau membantu dengan menggulir para roda. Agak jelas dilihatnya. Wanita berbando ungu. Dengan bibir merah meruput ke atas. Tersenyum manis.

Dirinya ingin pula tersenyum manis. Namun kali ini pikirnya tak mau berkompromi.  Kabur. Semua kabur. Senyuman manis itu. Seperti apa lihatnya. Seperti apa wujudnya. Bagaimana dia meruput. Apa?

Pikirnya bertanya, dan pikirnyapun berusaha menjawab. Bingung. Lalu bagaimana? Apa?

Namun ada sesuatu yang bergejolak. Begitu gampang terasa. Seakan aliran darahnya merambat cepat bak kacam disirami asterix. Merambat ke hati. Memandangi senyuman manis itu. Badanya bergeming. Siapa?

Mungkin  kaca-kaca sudah kabur. Kenangan-kenagan sudah membeku mengeluarkan embun. Kabur. Tak nampak jelas apa yang ada dibaliknya. Namun hatinya masih merasakan getar melihat senyum manis. Bibir merah meruput. Apa yang hilang? Apa yang pergi? Pria lunta.

____________________________________________________________________

Listen : Lianne La Havas - Gone
 


This entry was posted on Monday, October 1, 2012. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.

Leave a Reply