Emmahaven 1899


Lengkingan cerobong uap selalu menarik perhatian. Bunyi nyaringnya memantra kaki-kaki untuk berlari mendekat . Bak dipanggil tuan-tuan londo, Aku berlari secepat mungkin. Melihat kapal uap yang telah selesai bermuatan.  Tentunya Abak dan kerabat kampung telah selesai bekerja. Memuat kopi ke dalam kapal uap nan dibawa pergi ketengah lautan. Entah kemana.

Tuan-tuan londo berseragam mahal, tampak bergegas turun dari bendi. Beralih berlari menuju kapal. Ingin pula rasanya mencoba masuk ke dalam kapal uap yang sudah beberapa lama, rutin aku saksikan dan dengarkan. Lengkingan cerobong asapnya yang indah. Gerakannya yang anggun menjauh menuju hilang. Namun bagaimana mungkin. Aku anak budak tukang angkut kopi, yang setiap harinya dihardik. Oleh  tuan-tuan londo dan mandor-mandor pribumi nan berlagak bak berkulit putih pula.

Emmahaven terasa kosong. Hanya kapal uap melengking ini saja yang memenuhi otakku. Tak ada lagi geretak bunyi bendi-bendi berlalu lalang. Suara bising, hardikan, celotehan para budak, cino, dan tuan londo. Seperti biasanya.

Kapal kembali melengking, dan perlahan-lahan mulai bergerak. Melepaskan sandaran di bahu Emmahaven. Tiap kali dan hari, perasaan ini turut pula melengking. Berteriak kencang. Bertanya mengapa aku tak bisa ikut bersama  Apa mungkin karena kulit coklat legam dan pakaian goni. Entahlah. Semakin besar jarak kapal denganku, semakin besar pula inginku untuk berada di bawah kepulan-kepulan asap. Cantik.

Tak berdaya sekarang. Apa yang salah?  Mungkinkah esok, esok dan esoknya lagi berdaya? Aku manusia lemah.

Hanya  harapan yang tersisa kuat. Tak pernah jatuh. Tertancap kokoh bagaikan Pulau Apenberg di sebelah sana. Kaki kaku terdiam. Kulit coklat berpacu menjadi hitam. Tetap tinggalah aku dan Pulau Apenbergku. Bekal untuk esok hari lagi.

______________________________________________________________________

Listen : La Chanteuse Claudia - Surabaya Johnny

 


This entry was posted on Saturday, October 6, 2012. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.

Leave a Reply