Samudera Dua Hati

Ada banyak hati di setiap ujung samudera. Hamparan biru tanpa batas serta angin yang membuat isinya bergoyang. Mungkin hanya senyum dan memang selalu senyum ketika setiap hati berpaling. Pertama kali. Dia berusaha membuat simpul manis di bibirnya. Sewaktu hati berusaha berpaling dari ingatan. Berpaling ke samudra.Tapi hanya sebentar. Simpul manis itu tidak jadi terbentuk. Matanya membiru seperti pantulan cahaya laut di depannya. Biru tak bisa memalingkan hatinya. Karena birupun sudah merajai didalamnya. Titik air mata sekarang telah bergabung bersama samudra. Menuju kemanapun. Entahlah.

Ada banyak hati di setiap ujung samudera. Namun ada dua hati yang sama sekarang ini. Yang satu di ujung yang lainnya. Namun kedua hati itu merasakan hal yang sama. Perasaan lemah, tidak berdaya. Mengapa harus ada samudera apabila hamparan biru inilah yang membuat hati yang satu dan lainnya tidak bertemu dan melampiaskan semua yang ada didalamnya. Hati ini berhubungan, tapi bisa bertemu. Tapi samudera tidak akan pernah kosong. Keduanya dipisahkan oleh hamparan biru tanpa batas serta angin yang membuat isinya bergoyang.

Mungkin pertemuan itu bukan yang pertama. Saat pertama kali pertemuan mata. Kedua hati langsung berbicara sama. Jantungpun menari-nari saat kedua hati saling bicara. Hati berbicara berbagai hal yang menarik hati lainnya mendengarkan. Bagaikan saat itu hanya ada dua hati di dunia. Yang berbicara sama dan saling menenangkan. Sejak bertemu, Sekian lama kedua hati tidak pernah merasa kekurangan. dan tidak pernah berpikir untuk pergi. Tapi, waktu yang melahirkan hidup selalu saja berkuasa. Mengapa kedua hati ini dipisahkan?. Yang berkuasa memang tidak akan pernah adil. dan pertemuan pertama tidak pernah berulang. Mungkin pertemuan itu bukan yang pertama.

Langkah kaki menjadi kuat. Suara hati dan hati saling melepaskan teriakan agar saling terdengar. Diantara hamparan biru yang luas. Diantara angin yang membuat isinya bergoyang. Masih tidak terdengar. Kaki sudah berlari menuju ketengah samudera. Kedua hati masih terus berteriak. Masih belum terdengar. Semuanya buta dan tuli. Karena hati dan teriakannya membuat gila. Samudera seperti tidak ada. Kedua hati sekarang menangis bercampur teriakan yang semakin membuat gila. Masih belum saja terdengar. Kedua hati Teriak. Angin, Biru, Lautan, langkah kaki, tarian jantung, Pertemuan pertama, air mata, hitam..................., Hamparan biru tanpa batas, dan angin yang membuat isinya bergoyang.

Ada banyak hati di ujung samudera. Tapi hanya ada dua hati di tengah samudera. Kedua hati berhasil bertemu. Hamparan biru tanpa batas menjadi pertemuan hati, Angin yang membuat isinya bergoyang mengarahkan kedua hati untuk saling bertemu. Angin atau teriakan hati itulah yang berhasil. Atau saja memang kedua hati sudah ditakdirkan untuk bertemu. Entahlah. dan apakah kedua hati masih bisa saling berbicara sekarang?. Tidak terdengar suara hati. Hanya ada suara angin, air, dan hewan-hewan. Suara Samudera. Hati mereka bertemu, diam ditengah Samudera. Dan hanya ada dua hati yang mati disana.

________________________________________________________________________

Listen : Lindsey Stirling - River Flows in You
   

This entry was posted on Friday, December 11, 2009. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.

Leave a Reply