Pikat Uang

Tempat itu selalu menjadi bayangannya. Bisa dikatakan dia membayangkan tempat itu setiap saat. Tempat itu sangat memikat. Apapun rela dialakukan untuk sampai di tempat itu. Karena dia sudah terpikat. Bukan kursi-kursi yang ada di dalam tempat itu ataupun kerja yang sebenarnya yang membuatnya terpikat. Tetapi dia sudah sangat terpikat dan jatuh hati kepada mahkluk yang memang memikat ini. Uang. begitulah orang-orang selalu memanggilnya dengan godaan-godaan ringan. dan dia sudah sangat cinta mati kepada uang. Kantor dewan rakyat, tempat berkumpulnya para uang. Itulah yang sangat diimpikannya.

Harum wangi uang sudah tercium waktu awal dia melangkahkan kakinya ke tempat impiannya itu. Ya, dia berhasil masuk ke tempat itu. Dengan mata besar dan hidung yang mengembang, dia menikmati pekerjaanya. Bermain main dengan uang. Bercanda tawa dengan uang. Dia benar-benar sudah terpikat dan dimabuk olehnya. dan dia sangat cinta sekali kepada uang.

Seperti percintaan lainnya. Dia rela melakukan apa saja agar dia selalu bisa bersama uang. Apa saja. Mengadakan proyek ini, proyek itu, rapat ini, rapat itu, dana untuk ini, dana untuk itu. Apapun telah dia lakukan semenjak dia menginjakan kakinya di tempat berkumpulnya uang. Seperti percintaan lainnya. Cinta pejabat ini terhadap uang juga membuatnya buta. Karena cinta itu memang buta.

Semakin uang itu dicintai semakin dia terperongah dan sombong. Namun pikatnya memang mematikan. dan pikatnya tak mau hilang. Pikat ini selalu memabukan pejabat. Sampai-sampai Pejabat lupa kalau-kalau dia diawasi oleh penjaga uang. Gerak-gerik percintaannya dengan uang membuat penjaga uang cemburu. Sampai ketika pejabat sedang bercinta dengan uang, penjaga uang langsung berteriak keras menyodorkan pelor. Membuat pejabat tersungkur dan takut. dan Dia langsung diikat oleh penjaga uang. Namun si Uang diam saja. Karena dia yang dicintai. bukan yang mencintai. dan uang jatuh ke tangan penjaga uang. Pikatnya masih belum hilang.

Dengan pesona yang sangat menawan. Siapapun terpikat oleh uang. Walaupun sekarang uang sudah berada di penjaga uang. Namun pikatnya selalu membutakan siapapun. Penjaga uang sudah buta. dia juga terpikat oleh kemolekan tubuh uang. Untuk hasratnya bertemu dengan uang secara utuh, dia rela melepaskan ikatan pejabat. Karena pejabat memberikan uang itu secara de facto. Sekarang uang menjadi milik seutuhnya. dan dia benar-benar telah terpikat dan jatuh cinta. Cinta buta. Buta sampai-sampai membiarkan anaknya makan dengan uang. Buta kalau anaknya juga akan tumbuh buncit dengan uang. Sekali lagi uang itu hanya diam, karena dia yang dicintai bukan mencintai. dan anak pun diam diam mulai terpikat oleh pikat uang.

Uang yang sekarang menjadi cinta penjaga uang mulai memikat anak. Anak pun jatuh hati kepada uang. dia ingin sekali bermain dengan uang. Agar tidak ketahuan oleh penjaga uang, anak penjaga uangpun mencuri uang itu dari pandangan penjaga uang. Uang itu telah mengajarkan anak untuk mencuri. dan dia benar-benar mencuri uang dari tangan penjaga uang. dari kecil dia sudah belajar mencuri. Sepertinya kelak, tempat berkumpulnya para uang juga akan menjadi tempat impian anak itu. dan uang sekali lagi berpindah ke tangan anak. Pikatnya masih memabukan.

Seperti anak lainnya. Anak penjaga uang in juga mudah berpindah hati. Barang-barang yang ada di toko membuatnya berpindah hati. dan dia sering sekali berpindah hati. Toko itu merupakan tempat berkumpulnya barang-barang. dan toko itu merupakan toko kesukaanya jika mau berpindah hati. Itu karena si penjaga uang tidak akan tahu jika anaknya itu telah mencuri uang dan menukarkannya disini. Karena pemilik toko inipun sudah terpikat dengan uang. Barang-barang dihargai dua kali lebih mahal untuk mendapatkan lebih banyak kesempatan bercinta dengan uang. dan tentu saja penjaga uang yang kena pikat uang tidak mau jika kesematan bercintanya dengan uang berkurang. Jadilah si anak penjaga uang selalu menukarkan uangnya di toko ini.

Sekarang uang sudah jatuh ke tangan penjaga toko. Mata hijau berbinar dan raut muka kodok benar-benar sudah mabuk. Mabuk cinta. cinta yang ditebarkan uang. dan tebarannya mengudara kemana-mana. Tapi apa daya. Agar mata dan raut mukanya bertahan, dia harus melakukan ritual. Agar dirinya tak berpisah dengan uang. Pujaan hati. Ritual yang dilakukannya selalu sama. Penjaga toko harus menukarkan uang kesayangannya dengan barang isi toko. Ritual percintaan ini harus membuatnya berpisah dengan uang untuk sementara, tapi uang itu akan kembali lagi kepadanya jika tokonya sudah di isi. Mungkin akan kembali. dan sepertinya uang sangat sukar untuk kembali lagi ke toko itu, karena sekali lagi uang tidak cinta kepada penjaga toko itu. Harga yang dua kali lebih tinggi dari toko lainnya membuat uang sangat sungkan dan tidak mau kembali lagi ke penjaga toko itu. dan memang penjaga toko itulah yang tergila-gila kepada uang. Uang tidak cinta kepadanya.

Ritual cinta penjaga toko mengakibatkan uang jatuh ke pangkuan orang lain. Distributor barang-barang toko jadi teman kencan yang baru. Sayangnya, distributor ini tidak terlalu cinta kepada uang. Uang hanya seperti mainan olehnya. kemolekan tubuh serta wangi uang yang memabukan tidak menumbuhkan cinta.Cinta buta. Uang merasa di acuhkan oleh distributor. Dan dia tidak terima perlakuan ini. Dia tidak mendapatkan perhatian apapun. dan uang berusaha untuk memabukan sang distributor. Uang berusaha untuk selalu berada di depan mata sang distributor. Tampaknya uanglah yang cinta kepada sang distributor sekarang. Rayuan memikat bertubi-tubi dilontarkan uang. Semakin sering uang mengelilingi distributor itu. Tidak terpikat oleh rayuannya, uang semakin sering berkunjung ke distributor. Tapi tidak ada apa-apa. dan uang tetap terus berkunjung. Uang benar-benar sudah jatuh cinta sekarang.

______________________________________________________________________________

Listen : Orquesta Mondragon - Pennies from Heaven (Billie Holiday Cover)
   

This entry was posted on Friday, September 11, 2009. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.

Leave a Reply